Jakarta–
Air dalam galon polikarbonat (PC) disebut bisa tercemar BPA saat proses distribusi atau pengiriman ke agen-agen. Paparan sinar matahari saat proses pengiriman disebut jadi pemicu cemaran BPA.
Meski demikian galon polikarbonat dipastikan masih aman untuk dikonsumsi meski terpapar sinar matahari selama proses distribusi. Paparan sinar matahari dipastikan tidak akan memicu migrasi zat kimia Bisphenol A (BPA) ke dalam air.
“Sebenarnya nggak akan ada pengaruh apa-apa itu, karena sampai suhu 80 derajat saja polikarbonat masih tahan,” kata Guru Besar Ilmu Rekayasa Proses Pengemasan Pangan IPB Nugraha Edhi Suyatma, dalam keterangan tertulis, Rabu (23/10/2024).
Hasil penelitian Institute Teknologi Bandung (ITB) juga tidak menemukan adanya migrasi BPA dari galon ke air minum dalam kemasan (AMDK). Temuan tersebut juga didukung dengan hasil studi para peneliti dari Universitas Islam Makassar (UIM) yang tidak mendeteksi adanya migrasi BPA dari galon ke dalam air.
Nugraha mengatakan galon polikarbonat dapat menahan panas hingga 80 derajat celcius sebelum zat kimia pembentuk plastik bermigrasi. Galon memang mungkin terkena paparan sinar matahari selama distribusi tetapi suhu yang terjadi jauh di bawah 50 derajat Celcius.
“Jadi, risiko migrasi BPA ke dalam air minum dari kemasannya sangat kecil,” tambah Nugraha.
Nugraha menjelaskan migrasi BPA juga tidak akan terjadi akibat guncangan yang terjadi selama pendistribusian. Dia mengatakan guncangan tersebut tidak akan memicu migrasi zat kimia dari galon ke air karena kemasan polikarbonat kuat dan tidak akan pecah.
Pemakaian galon PC dipilih lantaran memiliki lebih banyak keunggulan dibanding kemasan PET. Plastik PC memiliki ketahanan panas antara 60 hingga 80 derajat celcius. Plastik PC lebih fleksibel, sehingga lebih tahan dari risiko pecah atau retak sehingga pembersihan menggunakan sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan.
Galon PC merupakan kemasan multitrip karena mengalami banyak perjalanan, yaitu dari pabrik dikirim ke distributor kemudian toko atau penjual, lalu dibawa ke konsumen. Galon kosong kemudian dikembalikan oleh konsumen ke penjual untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang.
Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB Akhmad Zainal Abidin menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait migrasi BPA dari galon ke air minum. Ia mengatakan hasil penelitian tidak menemukan migrasi zat kimia dimaksud ke dalam pangan.
“Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi (non-detected/ND) BPA di semua sampel AMDK yang diuji,” kata Zainal.
Penelitian dilakukan untuk menguji keamanan dan kualitas air minum dalam kemasan galon polikarbonat dari migrasi BPA. Sampel penelitian adalah empat merek AMDK terpopuler.
Temuan tersebut membuktikan bahwa air galon PC masih sangat aman untuk dikonsumsi.
“Penelitian ini menunjukkan semua sampel air minum yang diuji terbukti aman untuk dikonsumsi masyarakat dan telah sesuai dengan standar serta regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan juga standar internasional,” pungkasnya.
(prf/ega)