Awal Mula Sven Goran Eriksson Didiagnosis Kanker Pankreas Sebelum Meninggal

Jakarta

Mantan manajer timnas sepak bola Inggris Sven Goran Eriksson meninggal dunia di usia 76 tahun. Ia wafat setelah berjuang melawan kanker pankreas stadium akhir.

“Sven-Göran Eriksson telah meninggal dunia. Setelah sakit cukup lama, dia meninggal dunia pada pagi hari di rumah dikelilingi oleh keluarga,” demikian bunyi pernyataan resmi dari pihak Eriksson dikutip dari CNN.

Eriksson juga sempat menyebut pada awal tahun bahwa dirinya hanya memiliki waktu paling “baik satu tahun lagi untuk hidup.”


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum meninggal Eriksson sempat menceritakan kondisinya yang mengidap kanker pankreas stadium akhir. Dikutip dari BBC, Eriksson, yang berkarier selama 42 tahun di bidang manajemen, mengetahui diagnosis kankernya pada tahun yang lalu.

Karenanya, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan terakhirnya sebagai direktur olahraga di klub Swedia Karlstad karena masalah kesehatan.

“Saya saat ini berupaya menjalani kehidupan normal,” kata Eriksson kepada Sporting Witness dari BBC World Service.

“Saya tidak di rumah sakit, saya kadang-kadang pergi kontrol, tetapi saya tinggal di rumah dan saya punya teman di sini. Natal dan Tahun Baru, seluruh keluarga ada di sini, banyak orang. Saya akan keluar untuk mencoba dan berolahraga sebanyak mungkin, yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan satu tahun yang lalu, namun saya memiliki kehidupan yang normal.”

Saat dirinya mengetahui terdiagnosis kanker pankreas stadium akhir, Eriksson lebih menghargai setiap detik dan hari yang dilalui. Sebelum didiagnosis kanker, gejala awal yang kerap dirasakan Eriksson adalah tubuhnya kerap mendadak lemas hingga terjatuh. Hal tersebut terjadi selama kurang lebih lima kali. Saat anaknya membawa Eriksson ke RS, dokter setempat mengatakan itu adalah stroke ringan.

Dokter bahkan menyebut kondisinya bisa pulih 100 persen. Namun, selang pemeriksaan berikutnya, hasil yang tak disangka terpaksa menjadi pil pahit Eriksson.

“Setelah satu hari pemeriksaan, mereka mengatakan kepada saya bahwa saya terkena lima kali stroke ringan, namun mereka mengatakan ‘tidak masalah, kamu akan pulih 100 persen’, tetapi kemudian kabar berikutnya mengejutkan. Mereka mengatakan saya menderita kanker yang bahkan tidak bisa dioperasi atau diangkat,” imbuhnya.

“Mereka bilang akan memberikan saya pengobatan dan obat-obatan agar saya bisa hidup selama mungkin,” sambungnya lagi.

(suc/kna) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *