Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok Shop telah mati di Indonesia sejak 4 Oktober 2023. Platform digital ini disebut-sebut sebagai biang kerok sepinya lapak pedagang di Pasar Tanah Abang. Lantas setelah 2 bulan TikTok Shop mati, bagaimana penampakan Pasar Tanah Abang terkini? Apakah mulai ramai dengan geliat jual beli?
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang hari ini, Jumat (8/12/2023), kondisi pasar masih terpantau sepi dan sangat lenggang. Bahkan, tak banyak pengunjung yang berlalu lalang atau sekadar duduk di tangga lobi Blok A dan Blok B Pusat Grosir Tanah Abang. Hanya terlihat sejumlah pengunjung, itu pun tidak banyak.
Jika biasanya koridor antar toko penuh sesak dipenuhi pengunjung, kini koridor-koridor tersebut lebih sering dilalui oleh sesama pedagang dan/atau porter yang tengah mencari target pelanggannya. Porter atau pramubarang yang biasanya sibuk memanggul barang belanjaan para pengunjung pun kini nampak hanya duduk berleha di pelataran toko, akibat sepinya pengunjung yang datang.
Sejumlah pedagang mengklaim bahwa kondisi Pasar Tanah Abang saat ini memang masih sepi pasca ditutupnya TikTok Shop. Bahkan, seorang pedagang bernama Bahri (53) menyebut langkah pemerintah dalam menutup TikTok Shop tidak memberikan pengaruh signifikan.
“Sekarang pasar masih sepi, gak ngaruh waktu itu Menteri pada datang. Paling ramainya Sabtu-Minggu saja. Nggak ngaruh,” ujar Bahri dengan mimik wajah yang terlihat kecewa.
Namun, kata Bahri, kondisi tersebut terjadi di toko yang menjual pakaian batik seperti miliknya, sehingga pendapatnya tidak bisa dipukul rata demikian. Menurutnya, ada kemungkinan toko yang menjual barang lain dari yang dia jual memiliki pendapat yang berbeda.
“Gak ngaruh lah, tergantung barangnya juga sih. Kalau barang-barang batik kayak gini gak ngaruh. Tapi mungkin kalau barang yang lain ada peningkatan,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Adam (47) pedagang lainnya yang mengaku belum mengalami peningkatan penjualan sejak TikTok Shop ditutup. Adam sendiri merupakan pedagang yang menjual pakaian muslim pria.
Baik Bahri maupun Adam, keduanya mengaku biasanya mengandalkan pengunjung yang datang dari daerah. Namun, kondisinya saat ini pengunjung dari daerah pun sepi, sehingga keuntungan yang mereka peroleh tidak banyak, hanya dari masyarakat dari Jabodetabek saja.
“Tapi orang daerah belum ada ramai nih. Kita kan ngandelin orang daerah. Di daerah juga sepi,” tutur Adam saat ditemui di toko miliknya yang berlokasi di Pasar Tanah Abang Blok B lantai 2.
Sementara itu, seorang pedagang yang menjual celana jeans bernama Sri (31) justru mengaku penjualan di tokonya mengalami peningkatan pasca TikTok Shop resmi ditutup oleh pemerintah.
“Sudah lumayan sih semenjak yang TikTok ditutup. Kayaknya sampai di Lantai 6 juga sudah mulai ramai lagi,” kata Sri saat ditemui di toko miliknya yang berlokasi di Pasar Tanah Abang Blok B lantai 1.
Selain pedagang, seorang porter bernama Bayu (36) mengaku sedih dengan kondisi Pasar Tanah Abang saat ini yang masih sepi meskipun TikTok Shop sudah ditutup.
“Kirain habis ditutup bisa ramai lagi. Kan katanya sepi gara-gara TikTok, tapi sekarang masih sepi aja. Malah sekarang sering nggak dapat order manggul,” kata Bayu saat ditemui di tangga lobi Blok A Pasar Tanah Abang.
“Kalau sepi gini juga bingung mau nawarin gimana. Kalau masih ada ramai kan kita bisa nawarin, ya kalau sepi paling bisa duduk-duduk saja, nggak dapat duit,” imbuhnya.
Di sisi yang lain, santer isu TikTok Shop akan kembali membuka layanannya di Indonesia. Hal ini menyusul karena ada laporan induk TikTok, ByteDance telah berinvestasi ke GoTo untuk mengembangkan layanan e-commerce di Indonesia. Kabar ini seakan mengkonfirmasi rencana TikTok Shop kembali buka di RI dengan menggandeng pemain lokal.
Artikel Selanjutnya
Tragis Pedagang Pasar Tanah Abang, Kalah Lawan Live Shopping
(wur)